
Kesenian Sisingaan
Subang memiliki beragam budaya dan tempat wisata
yang menarik. Kota yang terletak di sebelah utara kota Bandung ini mulai
dikenal karena memiliki beragam keindahan alam yang didominasi oleh perkebunan teh
dan pesawahan. Keindahan alam tersebut tentunya akan membuat kita terhipnotis
dan ingin terus berada di wilayah tersebut. Selain itu, ada beberapa budaya
yang masih dilestarikan di kota Subang yang tentunya menjadi aset Wisata Budaya
bagi Indonesia.
Ada beberapa budaya yang sampai saat
ini masih dipertahankan di kota ini, salah satunya “Sisingaan”, yang sering
ditampilkan pada saat acara Sunatan, yang tentunya bisa dijadikan salah satu
tujuan Wisata Budaya Subang anda
yang pertama. Berikut adalah berbagai macam budaya yang ada di kota Subang.
Sisingaan
Sisingaan merupakan suatu bentuk filosofi yang
memiliki tujuan untuk penggertakan masyarakat kota Subang terhadap penjajahan
belanda di masa itu. Simbol singa sendiri adalah symbol kantor yang menjadi markas
para kompeni belanda. Arti dari kesenian tersebut yaitu, bahwa nanti dimasa
yang akan dating, pemerintahan belanda yang bertempat di Subang akan diduduki
oleh generasi muda atau anak cucu para pejuang Subang. itulah sedikit sejarah
tentang Sisingaan.
Atraksi Sisingaan biasanya
ditontonkan pada acara Khitanan atau Sunatan. Biasanya Pengantin sunat akan di
arak mengelilingi desa menggunakan Sisingaan yang di gotong oleh 4 (empat)
orang. Atraksi ini diiringi oleh lagu – lagu sunda dan alat musik gamelan
sunda. Jika acara hampir selesai atau pengantin Sunat sudah diarak keliling
desa dan sampai dirumah, biasanya akan di adakan atraksi debus atau atraksi
lainnya di penghujung acara sebagai penutup.
Doger Kontrak
Kesenian Subang satu ini merupakan
perpaduan antara tradisi (Ketuk
Tilu) dan Tari Keurseus, dimana Kesenian ini berkembang sebelum kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945. Kesenian ini bermula pada saat perusahan perkebunan
Teh P&T Lands yang saat itu dikuasai oleh pemerintahan Belanda yang
bertujuan sebagai balas budi kepada para buruh yang ada di Subang saat itu.
Tradisi Upacara Nadran
Tradisi
ini merupakan tradisi yang berada di wilayah Pantai Utara kota Subang, tepatnya
di Kecamatan Blanakan – Subang. Tradisi ini bertujuan sebagai simbol syukur
kepada sang maha pencipta atas hasil laut yang melimpah di kawasan Laut Pantai
Utara ini. Biasanya tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan agustus. upacara adat ini biasa dilakukan di Pantai Blanakan yang menjadi salah satu tempat wisata di kota subang jawa barat.
Dari
Sumber lain mengatakan bahwa Upacara nadran bermula dari cerita Budug Basu yang mengisahkan naga paksa turun ke
bumi dari khayangan dan mengawini orang bumi. Ketika sedang bertelur naga paksa
diutus untuk kembali ke khayangan pada saat melewati daratan, telur naga paksa
jatuh dan menjelma sebagai Sapi bumerang menjadi hama, kemudian telur naga
paksa jatuh di pesawahan yang menjelma menjadi dewi sri. Di atas lautan telur
naga paksa jatuh kembali dan menjelma menjadi budug basu yang menjadi raja
ikan. Masyarakat sekitar masih meyakini tentang dongeng legenda tersebut, dan
percaya jika melakukan Upacara Nadran ini akan membuahkan hasil tangkapan ikan
yang melimpah.
Gembyung
Gembyung metupakan kesenian Kota Subang yang hingga
sekarang masih dilestarikan. Gembyung sekarang masih biasa dipertontonkan di
acara pernikahan, khitanan, dan acara adat seperti Ruwatan Bumi, Ritual meminta
hujan dan mapag dewi sri. Kesenian
ini terdiri dari beberapa waditra
terbang dengan tarompet yang merupakan jenis kesenian bernafaskan Islam. Seni ini
bisa anda jumpai di desa wisata di kabupaten subang.
Toleat
Seni yang selanjutnya adalah seni musik tiup, yakni
Toleat. Toleat merupakan alat seni music khas daerah Subang. biasanya Toleat
dimainkan oleh para pengembala sambil menunggu hewan ternaknya. Awalnya alat music
ini terbuat dari batang padi, namun seiring perkembangan zaman, alat music ini
mulai dibuat menggunakan bambu. Alat music
ininuga merupakan alat music yang mempunyai nada dasar salendro. Biasanya pementasan
seni ini di tampilkan di Desa – desa wisata yang ada di Kota Subang seperti
Bunihayu.
Ruwatan Bumi
Budaya yang satu ini masih sering di lestarikan di
Kota Subang. upacara Adat ini merupakan ucapan syukur kepada tuhan yang telah
melimpahkan hasil pertanian yang melimpah. Biasanya upacara adat ini sering di
lakukan di Desa Adat Banceuy yang berada di kecamatan Jalancagak – Subang. kata
ruwat berasal dari kata “Rawat” yang berarti mengumpulkan hasil panen dari
mulai yang mentah atau sudah di olah.
Demikian tentang Wisata Budaya Subang. Silahkan tuliskan
komentar, kritik dan saran anda pada kolom komentar. Jangan lupa Follow akun tentang-subang.blogspot.com agar anda
selalu mengetahui update dari kami. Baca juga artikel lainnya di tentang-subang.blogspot.com
0 Response to "Wisata Budaya Subang"
Posting Komentar